Government

|

in this topic.

Pertumbuhan Pasar Modal Utang Indonesia Diperkirakan Meningkat pada 2025

Max Richard

Selasa, 25 Maret 2025 pukul 00.00

Ringkasan

Dibuat oleh AI

Pasar modal utang Indonesia (DCM) diperkirakan akan terus berkembang pada 2025-2026, dengan total penerbitan yang diprediksi mencapai USD750 miliar. Hal ini dipacu oleh penerbitan utang pemerintah yang meningkat, khususnya seiring dengan adanya defisit fiskal yang lebih lebar dan potensi program prioritas seperti pendanaan untuk program rumah murah sebanyak 3 juta unit. Selain itu, keberagaman sumber pembiayaan dan agenda pengembangan keuangan syariah untuk sukuk juga menjadi faktor pendorong utama. Bank Indonesia juga diperkirakan akan menurunkan suku bunga kebijakan sebesar 50 basis poin menjadi 5,25% pada akhir 2025, setelah penurunan 25 basis poin pada Januari, yang akan menciptakan lingkungan pendanaan yang lebih menguntungkan.

Risiko yang Dihadapi Pasar Modal Utang Indonesia

Meskipun pasar ini memiliki prospek yang cerah, tetap ada risiko yang harus diperhatikan. Fluktuasi nilai tukar rupiah, volatilitas komoditas, serta pertumbuhan ekonomi China yang lebih lemah (mitra ekspor utama Indonesia) dapat mempengaruhi kinerja pasar modal utang. Selain itu, sentimen investor global yang cenderung berpindah dari utang pasar negara berkembang juga dapat memberikan tantangan bagi pasar DCM Indonesia.

Secara global, Indonesia menempati posisi sebagai penerbit utang dolar AS terbesar kelima di pasar negara berkembang (kecuali China) pada tahun 2024. Pasar DCM Indonesia juga merupakan yang terbesar di ASEAN, dengan 25% dari total pasar regional, serta menjadi pasar sukuk terbesar ketiga di dunia. DCM Indonesia juga merupakan salah satu yang terbesar di antara 57 negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Profil Pasar Modal Utang Indonesia

Pasar surat utang pemerintah Indonesia relatif berkembang dengan baik. Namun, penerbitan utang oleh korporasi dan bank masih terbatas. Pasar DCM Indonesia tercatat tumbuh sebesar 18,7% tahun ke tahun (yoy) mencapai USD707 miliar pada akhir 2024, dengan dominasi dalam rupiah sebesar 78%, diikuti oleh dolar AS sebesar 20%. Penerbitan DCM pada 2024 juga meningkat sebesar 44,9% yoy mencapai USD181 miliar (dalam semua mata uang), dengan sekitar 94% di antaranya diterbitkan oleh pemerintah dan bank sentral. Surat utang ESG tercatat sebesar USD13 miliar dengan sukuk menyumbang 51% dari total tersebut.

Partisipasi Investor Asing di Pasar Modal Utang Indonesia

Menjelang akhir 2024, partisipasi investor asing dalam surat utang pemerintah domestik yang dapat diperdagangkan dan obligasi korporasi masih jauh di bawah level sebelum pandemi Covid-19. Partisipasi investor asing di surat utang pemerintah tercatat hanya sebesar 14,5% (dibandingkan dengan 38,6% pada 2019), sementara pada obligasi korporasi hanya 1,4% (dibandingkan dengan 7,5% pada 2019).

Dengan proyeksi yang positif untuk pasar modal utang Indonesia pada tahun 2025, tetap ada tantangan yang harus dihadapi. Pemerintah Indonesia, bersama dengan Bank Indonesia, perlu terus mendukung kebijakan yang mendorong pengembangan pasar modal utang ini, untuk menarik lebih banyak investor baik domestik maupun asing.

Veirn.

Uncover the art and innovation of Gaming in our blog, where we explore Technology trends, Gaming Market structures, and the creative minds shaping the built environment.

Pertumbuhan Pasar Modal Utang Indonesia Diperkirakan Meningkat pada 2025

Max Richard

Selasa, 25 Maret 2025 pukul 00.00

Government

|

in this topic.

Veirn.

Uncover the art and innovation of Gaming in our blog, where we explore Technology trends, Gaming Market structures, and the creative minds shaping the built environment.

Veirn.

Uncover the art and innovation of Gaming in our blog, where we explore Technology trends, Gaming Market structures, and the creative minds shaping the built environment.

Ringkasan

Dibuat oleh AI

Pasar modal utang Indonesia (DCM) diperkirakan akan terus berkembang pada 2025-2026, dengan total penerbitan yang diprediksi mencapai USD750 miliar. Hal ini dipacu oleh penerbitan utang pemerintah yang meningkat, khususnya seiring dengan adanya defisit fiskal yang lebih lebar dan potensi program prioritas seperti pendanaan untuk program rumah murah sebanyak 3 juta unit. Selain itu, keberagaman sumber pembiayaan dan agenda pengembangan keuangan syariah untuk sukuk juga menjadi faktor pendorong utama. Bank Indonesia juga diperkirakan akan menurunkan suku bunga kebijakan sebesar 50 basis poin menjadi 5,25% pada akhir 2025, setelah penurunan 25 basis poin pada Januari, yang akan menciptakan lingkungan pendanaan yang lebih menguntungkan.

Risiko yang Dihadapi Pasar Modal Utang Indonesia

Meskipun pasar ini memiliki prospek yang cerah, tetap ada risiko yang harus diperhatikan. Fluktuasi nilai tukar rupiah, volatilitas komoditas, serta pertumbuhan ekonomi China yang lebih lemah (mitra ekspor utama Indonesia) dapat mempengaruhi kinerja pasar modal utang. Selain itu, sentimen investor global yang cenderung berpindah dari utang pasar negara berkembang juga dapat memberikan tantangan bagi pasar DCM Indonesia.

Secara global, Indonesia menempati posisi sebagai penerbit utang dolar AS terbesar kelima di pasar negara berkembang (kecuali China) pada tahun 2024. Pasar DCM Indonesia juga merupakan yang terbesar di ASEAN, dengan 25% dari total pasar regional, serta menjadi pasar sukuk terbesar ketiga di dunia. DCM Indonesia juga merupakan salah satu yang terbesar di antara 57 negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Profil Pasar Modal Utang Indonesia

Pasar surat utang pemerintah Indonesia relatif berkembang dengan baik. Namun, penerbitan utang oleh korporasi dan bank masih terbatas. Pasar DCM Indonesia tercatat tumbuh sebesar 18,7% tahun ke tahun (yoy) mencapai USD707 miliar pada akhir 2024, dengan dominasi dalam rupiah sebesar 78%, diikuti oleh dolar AS sebesar 20%. Penerbitan DCM pada 2024 juga meningkat sebesar 44,9% yoy mencapai USD181 miliar (dalam semua mata uang), dengan sekitar 94% di antaranya diterbitkan oleh pemerintah dan bank sentral. Surat utang ESG tercatat sebesar USD13 miliar dengan sukuk menyumbang 51% dari total tersebut.

Partisipasi Investor Asing di Pasar Modal Utang Indonesia

Menjelang akhir 2024, partisipasi investor asing dalam surat utang pemerintah domestik yang dapat diperdagangkan dan obligasi korporasi masih jauh di bawah level sebelum pandemi Covid-19. Partisipasi investor asing di surat utang pemerintah tercatat hanya sebesar 14,5% (dibandingkan dengan 38,6% pada 2019), sementara pada obligasi korporasi hanya 1,4% (dibandingkan dengan 7,5% pada 2019).

Dengan proyeksi yang positif untuk pasar modal utang Indonesia pada tahun 2025, tetap ada tantangan yang harus dihadapi. Pemerintah Indonesia, bersama dengan Bank Indonesia, perlu terus mendukung kebijakan yang mendorong pengembangan pasar modal utang ini, untuk menarik lebih banyak investor baik domestik maupun asing.